Urbanisasi Cina dinilai cepat dibanding negara lain, bahkan 600 kota baru muncul di seluruh negeri sejak 1949. Setiap lima hari, gedung pencakar langit baru dibangun. Sebuah jalur kereta sepanjang 16 ribu kilometer dibangun hanya kurang dari satu dekade. Dalam kurun waktu hanya sembilan tahun, jaringan jalan raya diperluas dua setengah kali sehingga yang paling luas di dunia.

Contohnya di distrik baru Zhengdong, Zhengzhou, Ibu Kota Provinsi Henan, hanya dalam waktu lima tahun, lebih dari 100 kilometer persegi lahan dibersihkan dan disiapkan untuk konstruksi. Wilayah itu menjadi pusat bisnis dengan 86 gedung pencakar langit dan zona universitas baru yang akan membawa 240 ribu siswa dan staf.

“Kecepatan konstruksi berarti bahwa jalan pintas bisa diambil,” kata seorang profesor arsitektur di Liverpool-Jiatong University di Suzhou Austin Williams. Menurutnya, tingginya pembangunan berarti proyek-proyek besar diterima perusahaan  konstruksi, sementara protokol keselamatan diabaikan demi memenuhi target dan tenggat waktu.

Korupsi yang menjadi masalah bagi kebanyakan negara dunia, termasuk Cina, juga menjadi penyebab minimnya keselamatan kerja di negara tersebut. Secara tertulis, hukum Cina memberikan langkah-langkah keamanan yang memadai bagi pekerja dan proyek-proyek konstuksi umumnya standar kualitas internasional. Masalahnya adalah penegakan hukum tersebut.

“Dalam hal penegakan hukum, pemerintah daerah sering kali tidak memiliki kemampuan atau keinginan untuk menegakkan peraturan yang ada dan kolusi dengan pemilik usaha untuk menghindari hukum tersebar luas,” ujar Geoff Crothall dari China Labor Bulletin, sebuah LSM yang berbasis di Hong Kong, yang mengangkat  hak-hak pekerja di Cina.

Pola sosial yang tertanam sebagian didasarkan pada struktur kerja lama ala komunis yang juga dapat menyebabkan praktik keselamatan dikompromikan. Perusahaan mengoperasikan hierarki yang ketat di mana atasan tidak bisa dipertanyakan terkait rencana kerja dan ide buruk. Hal ini membuat atasan bertindak membabi buta.

Pekerja Tidak Ingin Menonjol

Mereka juga enggan menunjukkan kesalahan dari rekan kerjanya. Hal ini tentu menyebabkan masalah kecil tumbuh menjadi lebih besar. Sementara itu, delegasi biasanya tersegmentasi dari tanggung jawab yang dapat menyebabkan kurangnya akuntabilitas bila ada yang salah.

Seorang pebisnis Australia yang mendirikan pabrik di Cina mengatakan, pekerja cenderung menyalahkan orang lain ketika terjadi sesuatu. “Jadi, saya harus melatih pekerja saya bahwa (melaporkan penyimpangan) adalah tugas mereka karena Anda bukan hanya menyelamatkan hidup Anda sendiri, tapi juga orang lain,” ujarnya.

Cina adalah negara terpadat di dunia serta produsen terkemuka. Adanya fakta bahwa banyaknya proyek konstruksi di Cina, secara logis memunculkan potensi meningkatnya masalah keselamatan pekerja. Negara Tirai Bambu ini menduduki posisi yang baik untuk memimpin dunia dalam kecelakaan kerja.

Hampir 70 ribu orang tewas dalam kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan di Cina tahun lalu, dibandingkan dengan di negara produsen terbesar kedua di dunia, Amerika Serikat, dengan kurang dari lima ribu orang. “Sangat penting untuk dicatat, butuh waktu yang lama, lebih dari 100 tahun bagi ekonomi maju untuk benar-benar menyadari pentingnya keselamatan kerja,” ujar Crothall.

Source : www.republika.co.id

Menu