keselamatan kerja di ketinggian

Cara Meningkatkan Keselamatan Kerja di Ketinggian Berdasarkan Petunjuk OSHA

Keselamatan Kerja di Ketinggian – Dalam merencanakan program keselamatan kerja di ketinggian, pihak pemberi kerja sebelumnya perlu memahami semua potensi bahaya terkait. Setiap kali seorang pekerja berada di ketinggian, maka akan selalu ada risiko bahaya. Dalam mengontrol risiko jatuh, pihak pemberi kerja dapat mengikuti filosofi “tiga garis pertahanan” dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA).

Garis pertahanan pertama fall protection berdasarkan regulasi OSHA adalah untuk memaksimalkan penggunaan peralatan keselamatan pekerjaan di ketinggian. Dengan begitu, pihak terkait dapat meminimalisir resiko bahaya dengan memanfaatkan perlindungan peralatan safety, pemberian alas untuk bekerja layaknya pekerjaan di permukaan tanah, ataupun mengurangi jumlah frekuensi pekerjaan di ketinggian yang tidak perlu. Dalam aplikasinya, hal ini dapat dilakukan dengan metode penambahan aerial platform, pagar penjaga, serta papan alas langsung di titik lokasi yang membutuhkan frekuensi perawatan atau perbaikan yang tinggi.

Apabila garis pertahanan pertama tersebut dinilai kurang layak ataupun tidak praktis, maka selanjutnya OSHA merekomendasikan garis pertahanan kedua, yakni petunjuk untuk membantu mengendalikan bahaya jatuh. Garis pertahanan kedua ini meliputi kontrol yang bersifat administratif, seperti pelatihan pekerja ataupun pemberian program keselamatan dan kebijakan tertulis. Selanjutnya ada garis pertahanan ketiga sebagai petunjuk terakhir yang harus dipertimbangkan, yakni penggunaan alat pelindung diri (APD). APD dalam pekerjaan di ketinggian terbagi dalam tiga kategori dasar:

3 Kategori APD Dasar dalam Bekerja di Ketinggian:

1. Penentuan Posisi (Positioning): Mencakup jenis APD yang dapat menahan pekerja di ketinggian tanpa memerlukan genggaman. Perangkat keselamatan ini harus dapat menurunkan pekerja hingga kurang dari dua kaki sebelum terjadinya free fallPerangkat positioning ini terdiri dari empat komponen dasar, yakni:

Anchor point: Jenis anchor yang digunakan harus bersifat Disertifikasi (dievaluasi oleh orang yang memenuhi syarat) agar dapat menahan beban dua kali kekuatan yang diperkirakan; dan Tidak Bersertifikat (dipilih oleh orang yang kompeten) dan sudah diuji hingga beban 3.000 pon (lb.)
Body wear: Full-Body Harness  dan / atau sabuk pengaman
Perangkat penghubung: Rakitan rantai tulangan
Cadangan penahan jatuh: Lanyard penyerap guncangan (shock-absorbing lanyard) atau perangkat self-retracting lifeline (SRL)

2. Pengekangan (Restraint): Perangkat keselamatan yang digunakan untuk membatasi pekerja mencapai bagian tepi yang tidak terlindungi atau bahaya jatuh lainnya. Hal ini dilakukan dengan membatasi panjang konektor. Perangkat restraint ini terdiri dari tiga komponen dasar:
Anchor point: Jenis anchor yang digunakan harus bersifat Disertifikasi (dievaluasi oleh orang yang memenuhi syarat) agar dapat menahan beban dua kali kekuatan yang diperkirakan; dan Tidak Bersertifikat (dipilih oleh orang yang kompeten) dan sudah diuji hingga beban 1.000 pon (lb.)
Body wear: Full-Body Harness dan / atau sabuk pengaman
Perangkat penghubung: lanyard dengan panjang tetap (fixed-length lanyard)

3. Personal Fall Arrest System (PFAS): Perangkat yang digunakan untuk membantu menyerap energi yang dihasilkan saat terjadi peristiwa jatuh. Berlaku untuk setiap kejadian jatuh dari posisi ketinggian mulai dari empat kaki atau lebih untuk di industri umum, dan enam kaki atau lebih dalam industri konstruksi. PFAS juga terdiri dari tiga komponen dasar:
Anchor point: Jenis anchor yang digunakan harus bersifat Disertifikasi (dievaluasi oleh orang yang memenuhi syarat) agar dapat menahan beban dua kali kekuatan yang diperkirakan; dan Tidak Bersertifikat (dipilih oleh orang yang kompeten) dan sudah diuji hingga beban 5.000 pon (lb.)

Penyelamatan di Ketinggian (Fall Rescue)
Setiap program penyelamatan jatuh harus dirancang seaman mungkin dengan perawatan peralatan fall rescue dan metode penyelamatan secepat mungkin bagi pekerja yang terjatuh. Hal ini dikarenakan ketika pekerja terjatuh,  masih ada beberapa faktor lainnya yang menimbulkan tantangan untuk penyelamatan korban tersebut, seperti kondisi cuaca, hambatan fisik, serta identifikasi kondisi korban yang dapat menyita waktu dan menjadi kendala bagi petugas penyelamat.

Selain itu, semua rencana penyelamatan harus ditinjau secara teratur untuk memastikan prosedur keselamatan dapat diaplikasikan secara efektif dan realistis dalam perkiraan waktunya. Oleh karena itu, pihak pemberi kerja harus bertindak demi kepentingan terbaik bagi semua pihak dengan menerapkan rencana penyelamatan teraman, tercepat, serta mempraktikkan prosedur yang memaksimalkan persiapan menghadapi keadaan darurat di lapangan.

Berikut ini adalah pedoman rencana penyelamatan jatuh (fall rescue plan) berdasarkan regulasi OSHA:

-Menyelamatkan pekerja yang akan, ataupun yang sudah terjatuh secepat mungkin
-Waspadai risiko yang berpotensi mengancam nyawa seperti intoleransi ortostatik (berkurangnya tekanan darah ketika posisi badan terbalik), dan trauma suspensi
-Waspadai tanda dan gejala terjadinya intoleransi ortostatik tersebut
-Ketahuilah bahwa pekerja yang bersangkutan dapat menjadi tidak sadarkan diri, atau mengalami cedera kepala sehingga sangat berisiko mengalami intoleransi ortostatik
-Waspadai faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko trauma suspensi
Ketahuilah bahwa beberapa otoritas menyarankan agar pekerja yang diselamatkan tidak terlalu cepat dipindahkan ke posisi horizontal

Untuk membantu mengurangi potensi intoleransi ortostatik dan trauma suspensi, pihak pemberi kerja dan user dapat mempersiapkan peralatan harness dan tali penyangga (lanyard) yang bersifat shock-absorbent, yakni terbuat dari material yang dapat menyerap tekanan. Hal ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah sehingga memberikan waktu krusial menunggu tim penyelamat tiba di titik lokasi. Produk tali pengaman yang baik dirancang dapat bekerja dengan sebagian besar produk tali pengamanan lainnya. Salah satu langkah lain adalah dengan menambahkan perangkat tali pengaman kedua agar memberikan dukungan keseimbangan yang lebih baik bagi pekerja yang terjatuh.

Meningkatkan Keselamatan Bekerja di Ketinggian Berdasarkan Petunjuk OSHA –  Full-Body Harness dari Worksafe di klikMRO.com

Inspeksi dan Pemeliharaan
Peraturan OSHA mengharuskan semua peralatan safety dan perangkat penahan jatuh selalu diperiksa sebelum digunakan. Hal ini termasuk pemeriksaan ke bagian detil seperti  kerutan ataupun untaian yang sudah rusak pada materil lanyard, belts, dan lifeline, dan oksidasi atau distorsi dari perangkat sambungan logam lainnya. Untuk merawat peralatan tersebut, lakukan pembersihan dan pembaharuan secara berkala. Peraturan standarisasi ANSI Z359.11-2014 menyarankan setidaknya untuk mematuhi semua instruksi industri mengenai inspeksi, pemeliharaan, dan penyimpanan peralatan pelindung jatuh. Selain itu, terdapat juga standarisasi EN361 mengenai produk body harness untuk menahan pengguna tetap tempatnya dan menyebar beban secara merata dalam skenario jatuh.

HSE Prime sangat peduli akan keselamatan pekerja dengan mengadakan program pelatihan bekerja di ketinggian yang bersertifikasi Kemnaker RI, dan telah dipercaya oleh banyak perusahaan swasta maupun pemerintahan. Untuk informasi lebih lanjut klik disini.

Sumber Artikel: blog.klikmro.com

Menu