kesalahan tindakan p3k

8 Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K

Kesalahan Tindakan P3K – Dalam sebuah literaturnya, Palang Merah Amerika, mengutip pernyataan Christopher P. Holstege, M.D., seorang assistant professor of emergency medicine di University of Virginia Health Sciences Center dan  Direktur Blue Ridge Poison Center di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, yang menyakatakan bahwa ada 8 kesalahan yang sering terjadi dalam tindakan P3K, yaitu:

  1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.

Padahal menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena infeksi. Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.

      2. Mengoles mentega pada luka bakar. Padahal tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan menngkatkan resiko terkena infeksi pada luka bakar.

Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya dengan kain bersih. Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang melepuh. Luka bakar dengan kondisi melepuh yang parah harus segera dibawa ke rumah sakit.

     3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan                 (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.

Padahal tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka. Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung dengan kain kasa atau kain yang bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup kencang. Bawa segera ke rumah sakit apabila pendarahan tidak berhenti, luka tetap menganga, terinfeksi atau luka disebabkan oleh gigitan hewan berbisa.

     4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.

 Padahal tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan membuat proses penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang keseleo, otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.

    5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.

Padahal tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi berbahaya lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.

    6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.

Padaha tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.

    7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.

Padahal tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan tubuh. Tidakan yang benar adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup hangat atau menggunakan uap yang kering.

   8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.

Padahal alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak. Tindakan yang benar adalah gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk demam yang sangat tinggi .

Sebagian dari poin poin diatas mugkin tidak biasa dengan apa yang terjadi ditengah masyarakat kita atau bahkan mungkin ada pendapat ahli lainnya yang berbeda. Bagaimana menurut Anda ?. Silahkan berbagi apabila ada dari poin poin pendapat Christopher P. Holstege, M.D. tersebut yang menurut kita masih harus dikoreksi atau diberi catatan.

Sangat penting dan berperannya seorang petugas P3K dalam sebuah tempat kerja, karena mereka akan melakukan penyelamatan terhadap setiap pekerja/buruh apabila terjadi sebuah kecelakaan dalam bekerja. Untuk menjadi seorang petugas P3K harus memiliki Sertifikat Pelatihan Petugas P3K yang resmi dari Kemnaker RI. Untuk informasi lebih lanjut klik disini.

Sumber Artikel: safetysignindonesia.id

Menu