Banyak rekan-rekan profesional keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang mengeluhkan kompetensi calon personil K3 yang akan bergabung dengan tim mereka. Beberapa orang yang akan direkrut padahal sudah memiliki sertifikat Ahli K3 Umum ataupun lulusan S1 jurusan K3, namun masih tidak mampu menjelaskan perbedaan antara bahaya dan resiko keselamatan kerja ataupun tidak mampu untuk menggunakan alat pemadam api ringan meskipun di pelatihannya atau di jalur pendidikannya sudah dijelaskan mengenai hal tersebut.
Di dalam tempat kerja, para profesional kerja juga sering menghadapi masalah di mana seseorang yang sudah diberikan pelatihan, beberapa pelatihannya berharga mahal, namun tidak mampu untuk menerapkan ilmu yang dia pelajari pada saat pelatihan untuk pekerjaannya sehari-hari.
Ini semua adalah salah satu pekerjaan rumah bagi seorang profesional keselamatan dan kesehatan kerja untuk dapat menjamin kualitas pelatihan yang diberikan ataupun peningkatan kompetensi seseorang yang didapat setelah pelatihan.
Adalah Professor Donald Kirkpatrick dari Universitas Wisconsin yang telah menyusun model 4 tahap evaluasi pelatihan di tahun 1959 dan diperbaharui di tahun 1994. 4 model itu adalah:
- Reaksi (reaction)
- Pembelajaran (learning)
- Perilaku (behavior)
- Hasil (results)
Gambar 2. Segitiga Model Kirkpatrick
Sumber: http://www.authorstream.com/Presentation/G.Deepak-1832406-kirkpatrick-evaluation-model/
Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing tingkat pelatihan:
- Reaksi
Tahap reaksi mengukur bagaimana orang yang dilatih bereaksi terhadap pelatihan. Kita ingin peserta pelatihan merasa bahwa pelatihan merupakan pengalaman yang sangat berharga dan kita ingin peserta merasakan kebermanfaatan dari pelatih, topic, material, presentasi dan tempatnya.
Tahap reaksi sangat penting untuk diukur karena pengukuran akan memberikan pengetahuan tentang seberapa baik pelatihan diterima oleh para peserta. Tahap ini juga membantu untuk meningkatkan kualitas pelatihannya ke depannya sekaligus juga mengidentifikasi area penting atau topik yang kurang dari pelatihan.
Cara untuk mengukur keberhasilan dalam tahap reaksi ini ada dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah peserta pelatihan merasa pelatihan sangat berharga?
- Apakah peserta yakin pelatihan sukses?
- Apakah kelebihan dan kekurangan pelatihan?
- Apakah mereka suka tempat dan gaya presentasi?
- Apakah sesi pelatihan mengakomodasi gaya belajar masing-masing orang?
Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat diukur dengan menggunakan survey kepuasan pelatihan atau juga dapat melihat Bahasa tubuh peserta ketika pelatihan. Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, perubahan untuk peningkatan pelatihan bisa dilakukan.
- Pembelajaran
Pada level pembelajaran ini, Anda harus mengukur apa saja yang dipelajari oleh peserta. Seberapa jauh pengetahuan peserta meningkat setelah pelatihan?
Ketika Anda merencanakan sesi pelatihan, Anda sebaiknya menyusun beberapa target dari pelatihan yang akan menjadi titik awal dari pengukuran. Pengukuran ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara yang tergantung dengan tujuannya dan tergantung apakah Anda tertarik dengan perubahan pengetahuan, atau kemampuan atau sikap.
Untuk mengukur pelatihan, mulai dengan melakukan identifikasi apa yang Anda ingin evaluasi. Pengukuran yang dilakukan biasanya pada saat sebelum dan setelah pelatihan. Jadi, sebelum pelatihan dilakukan, Anda harus menguji peserta untuk mengetahui pengetahuan, tingkat kemampuan dan sikap mereka.
Setelah pelatihan selesai, peserta pelatihan bisa diuji lagi untuk kedua kalinya guna menguji apa yang mereka pelajari atau dapat juga mengukur pelatihan dengan wawancara atau pengujian verbal.
- Perilaku
Pada tingkat ini, Anda harus mengevaluasi seberapa jauh perubahan perilaku yang terjadi pada partisipan pelatihan setelah menerima pelatihan. Tahap ini secara khusus melihat bagaimana partisipan mengaplikasikan informasi yang ia dapat selama pelatihan.
Kita harus menyadari bahwa perilaku hanya dapat berubah dalam kondisi tertentu. Sehingga, kita harus paham bahwa apabila kita melewat pengukuran pada 2 tahap awal Level Kirkpatrick, kita tidak boleh memvonis bahwa tidak ada manfaat pelatihan bagi partisipan apabila perilaku tidak berubah karena bisa saja ada perubahan dalam tingkat pengetahuan.
Bagaimanapun, hanya karena perilaku belum berubah, itu tidak berarti bahwa peserta pelatihan tidak belajar apapun. Perubahan perilaku yang belum kelihatan bisa saja karena atasannya yang tidak mengizinkan untuk mengaplikasikan pengetahuan baru itu. Atau mungkin saja mereka telah belajar semua yang telah Anda ajarkan, namun mereka tidak memiliki keinginan untuk mengimplementasikan pengetahuan yang ada.
Sangat sulit untuk dapat mengukur perubahan perilaku secara efektif. Pengukuran ini bisa dilakukan dalam waktu 1 minggu atau 1 bulan setelah pelatihan dilakukan.
Pengukuran bisa dilakukan dengan mempertimbangkan pertanyaan berikut:
- Apakah peserta pelatihan melakukan salah 1 aspek pelatihan dalam kegiatannya sehari-hari?
- Apakah peserta pelatihan mampu mengajarkan ilmu, perilaku atau sikap yang mereka dapatkan ke orang lain?
- Apakah peserta pelatihan sadar bahwa terdapat perubahan perilaku yang mereka lakukan?
Pelatihan yang efektif mungkin terjadi pada saat sesi pelatihan. Namun, jika budaya organisasi tidak mendukung adanya perubahan perilaku, maka peserta pelatihan tidak akan mampu untuk menerapkan apa yang mereka pelajari.
- Hasil
Pada tahap ini, Anda harus menganalisa hasil final dari pelatihan Anda. Ini termasuk hasil yang Anda atau organisasi Anda menilai pelatihan yang dilakukan baik untuk bisnis dan baik juga untuk pekerja
Pada semua tingkat, pengukuran hasil akhir pelatihan sepertinya adalah yang paling mahal dan paling menyita waktu. Tantangan paling besar adalah mengidentifikasi mana hasil, keuntungan atau hasil akhir yang paling dekat berkaitan dengan pelatihan dan datang dengan cara efektif untuk mengukur hasil yang ada dalam jangka panjang.
Berikut adalah beberapa hasil yang harus disadari, tergantung dari tujuan pelatihan:
- Meningkatnya masa bekerja pekerja
- Meningkatnya produksi
- Meningkatnya moral
- Mengurangi limbah
- Meningkatnya penjualan
- Meningkatnya kualitas produk
- Meningkatnya kepuasan pelanggan
- Menurunnya aduan staf
Referensi:
Mindtools. (n.d.). Kirkpatrick’s Four-Level Training Evaluation Model. Retrieved Jun 16, 16, from Mindtools: https://www.mindtools.com/pages/article/kirkpatrick.htm
Source: katigaku.id
JADWAL PELATIHAN TERDEKAT
GALERI KEGIATAN
FOLLOW FANPAGE
INFORMASI
LATEST POST
- Penyebab Kebakaran di Tempat Kerja: Faktor dan Pencegahannya November 19, 2024
- Pelatihan Project Management November 8, 2024
- Pelatihan Lean Manufacturing November 8, 2024
- Pelatihan Total Productive Maintenance November 8, 2024
- Training Root Cause Analysis November 8, 2024