Pada abad 20, dunia banyak dikejutkan oleh kecelakaan-kecelakaan kerja besar yang tak lagi hanya melibatkan mesin ataupun manusia sebagai individu saja, tapi juga interaksi antara keduanya dalam sebuah organisasi seperti dalam Kecelakaan Pesawat ulang-alik Challenger, meledaknya reaktor nomor 4 chernobyl dan tabrakan 2 pesawat Boeing 747 di Bandara Tenerife Utara. Seperti kata Hollnagel, kecelakaan-kecelakaan ini memunculkan era ketiga dalam tahap perkembangan keselamatan kerja : era Manajemen Keselamatan.
Gambar 1. Age of Industrial Safety Hollnagel
Penggunaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja biasanya dipakai hanya pada perusahaan yang sudah besar dari berbagai macam sektor. Sistem manajemen K3 yang banyak dipakai di Indonesia antara lain adalah OHSAS 18001 dan juga Sistem Manajemen K3 berdasarkan PP 50 Tahun 2012. Penggunaan sistem manajemen K3 ini untuk perusahaan dengan skala kecil merupakan hal yang sulit, baik dalam segi penerapan sistem manajemennya dan juga dari sisi finansial.
Gambar Ilustrasi Safety Meeting
Sumber: http://denvertransitpartners.com/whats-new/nggallery/page/2
Adalah A.M Makin, seorang praktisi K3 lulusan University of South Wales menyusun sebuah konsep sederhana untuk meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Konsep tersebut dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
- Safe place yang bertujuan untuk memastikan lingkungan fisik yang ada telah bebas dari bahaya
- Safe person yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi personel dengan berbagai cara dalam hal menangani situasi bahaya yang dia alami
- Safe system yang bertujuan untuk menangani bahaya yang berkaitan dengan kurangnya kepemimimpinan dan arahan dalam sebuah organisasi.
Gambar 2. Strategi untuk mengukur bahaya versi Makin
Strategi safe place, safe person, safe system oleh Makin ini dijelaskan lebih lanjut dalam building block yang mencakup bagian dari masing-masing strategi tersebut:
Gambar 3. Building Block OHS MS versi Makin
Makin telah menerapkan strategi safe place, safe person dan safe system ini di sebuah industri plastik berukuran menengah. Makin mengukur penerapan sistem manajemen K3 dengan angka 1-4 yang berarti 1=rendah, 2= Medium, 3= Medium-tinggi, dan 4= Tinggi. Ia kemudian melakukan pengukuran antara sebelum dan sesudah penerapan konsep Sistem Manajemen K3 yang ia ajukan. Hasilnya, terdapat beberapa bahaya yang turun setelah penerapan sistem manajemen tersebut.
Gambar 4. Safe Person sebelum dan sesudah intervensi oleh Makin
Lengkapnya, silakan unduh Jurnal dari A.M Makin di sini
Referensi
Makin, A. M., 2008. A new conceptual framework to improve the application of occupational health and safety management system. Safety Science, I(46), pp. 935-948.
Hollnagel, E., 2014. Safety–I and Safety–II The Past and Future of Safety Management. 1st ed. Farnham: Ashgate.
Source: katigaku.com
JADWAL PELATIHAN TERDEKAT
GALERI KEGIATAN
FOLLOW FANPAGE
INFORMASI
LATEST POST
- Hati-Hati! Ini Bahayanya Jika Abaikan Edukasi K3 di Proyek Konstruksi February 12, 2025
- Info Lowongan Kerja Safety Officer PT. Mersifarma Tirmaku Mercusana February 11, 2025
- Kerja Aman, Pulang Selamat: Simak Tips Sederhana untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja Anda! January 20, 2025
- Bekerja di Ketinggian? Jangan Abaikan 5 Langkah Penting Ini untuk Mencegah Kecelakaan Kerja! January 13, 2025
- Siap Kerja di Konstruksi? Pastikan Anda Paham K3 Terlebih Dahulu! January 9, 2025