Selama bertahun-tahu, industri proses telah membuat beberapa pendekatan strategik untuk kecelakaan kimia dan bagaimana mencegah kerugian. Beberapa pendekatan itu setidaknya bisa dirumuskan menjadi 4 tahap untuk perkembangan strategi dalam keselamatan proses.
Gambar 1. Tahapan Strategi Keselamatan Proses
Sistem keselamatan proses (Process Safety Management) sudah dikenal secara luas untuk dapat mengurangi kecelakaan kerja mayor dan meningkatkan performa industri proses. Penerapan keselamatan proses telah dilaksanakan di beberapa perusahaan selama beberapa tahun. Di Amerika, sistem keselamatan proses yang dibuat oleh OSHA telah diulas di katigaku.id melalui tulisan di sini.
Selain OSHA, Center for Chemical Process Safety (CCPS), sebuah organisasi profesi teknik kimia di Amerika, telah menyusun 20 elemen sistem keselamatan proses yang disebut dengan Risk Based Process Safety (RBPS). RBPS dikelompokkan menjadi 4 pilar utama dengan 20 elemen sistem manajemen keselamatan proses.
Gambar 2. Pilar Keselamatan Proses
Keempat pilar ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Pilar Pertama : Komitmen terhadap keselamatan proses
Komitmen kuat terhadap keselamatan proses adalah batu fondasi utama menuju penerapan keselamatan proses yang baik. Komitmen manajemen tidak memiliki pengganti apapun. Sebuah organisasi tidak akan bisa meningkat tanpa adanya kepemimpinannya yang kuat dan komitmen yang solid. Keseluruhan organisasi harus membuat komitmen yang sama.
Tenaga kerja yang yakin terhadap dukungan penuh organisasi akan melakukan hal yang benar dan aman meski tidak ada yang mengawasi. Perilaku ini harus dipertahankan dan disebarkan ke seluruh organisasi. Setelah perilaku ini menjadi budaya perusahaan, komitmen keselamatan kerja akan menolong keberlanjutan dan kesempurnaan pada aspek teknik lain dalam keselamatan proses.
- Pilar Kedua : Mengerti bahaya dan resiko
Organisasi yang mengerti bahaya dan resiko adalah organisasi yang dapat lebih baik untuk mengalokasikan sumber daya terbatas untuk mnegendalikan resiko dalam usaha yang efektif. Pengelaman industri telah menunjukkan bahwa bisnis yang menggunakan informasi bahaya dan resiko untuk merencanakan, mengembangkan dan mempertahankan operasional dengan resiko yang rendah, maka akan lebih mungkin untuk mendapatkan sukses dalam jangka panjang.
Gambar 3. Pipa di Industri Kimia
Sumber: http://t-syahdilan-piping.forumotion.com/
- Pilar Ketiga : Mengatur resiko (managing risk)
Fokus dalam mengatur resiko terdiri dari 3 isu:
- Bijaksana dalam mengoperasikan dan memelihara proses yang mungkin dapat menimbulkan resiko
- Mengatur perubahan terhadap proses yang berisiko untuk memastika resiko tetap dalam batas aman
- Mempersiapkan, merespons, dan memanage kecelakaan yang terjadi
Memanage resiko membantu perusahaan atau fasilitas untuk membangun sistem manajemen yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama, bebas keceakaan dan operasi yang menguntungkan.
- Pilar Keempat : Belajar dari pengalaman
Belajar dari pengalaman termasuk monitoring dan bertindak sesuai dengan sumber informasi internal serta eksternal. Meskipun perusahaan sudah melakukan yang terbaik, namun operasional sehari-hari tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana, sehingga organisasi harus siap untuk mengubah kesalahan mereka (kecelakaan) untuk menjadi usaha-usahan dalam keselamatan proses. Hal yang paling efektif dalam sisi biaya untuk belajar dari pengalaman adalah:
- Melakukan langkah terbaik yang efektif dari sumberdaya yang tersedia
- Memperbaiki kekurangan yang terlihat dalam kecelakaan dan near miss
- Mengimplementasikan pelajaran dari organisasi lain.
Sebagai tambahan, perusahaan juga harus mengambangkan budaya dan infrasturktur yang menolong mereka agar dapat mengingat pelajaran dan mengaplikasikan pelajaran itu di masa depan. Target-target berupa angka dapat digunakan untuk memberikan evaluasi terhadap system manajemen yang ada dan membantu untuk mengembangkan performa yang bertahan lama.
Ke-20 elemen Sistem Manajemen Proses versi CCPS adalah:
Pilar 1: Komitmen terhadap keselamatan proses:
- Budaya Keselamatan Proses
- Taat pada standard
- Kompetensi keselamatan proses
- Keterlibatan pekerja
- Komunikasi dengan Pemangku kebijakan
Pilar 2: Memahami Bahaya dan Resiko
- Manajemen pengetahuan proses
- Identifikasi Bahaya dan Analisa Resiko
Pilar 3: Mengelola Resiko
- Prosedur operasional
- Praktek bekerja aman
- Reliabilitas dan Integritas asset
- Manajemen kontraktor
- Pelatihan dan Jaminan performa
- Manajemen Perubahan
- Kesiapan operasional
- Pelaksanaan operasional
- Manajemen kegawatdaruratan
Pilar 4: Belajar dari pengalaman
- Investigasi kecelakaan
- Pengukuran dan metric
- Audit
- Review manajemen dan Peningkatan berkelanjutan
Untuk dapat memahami lebih lengkap tentang system manajemen proses dari CCPS silakan mengunduh panduannya di sini
Referensi:
Center for Chemical Process Safety. (n.d.). Guideline for Risk Based Process Safety. AICHE.
Source: katigaku.id
GALERI KEGIATAN
FOLLOW FANPAGE
INFORMASI
LATEST POST
- Info Lowongan Kerja HSE & GA Officer PT ULTI September 18, 2024
- Keamanan di Tempat Kerja: Alasan Utama Setiap Personil Perusahaan Harus Mengikuti Pelatihan K3 September 10, 2024
- Apa Saja yang Dibutuhkan Perusahaan HSE Saat Mencari Karyawan Baru? Berikut Penjelasannya! September 9, 2024
- Alasan Mengapa Pelatihan Basic Sea Survival adalah Kunci Keselamatan di Industri Offshore September 5, 2024
- Belum Memiliki Sertifikat TKBT 2? Penting Mengetahui 7 Alasan Kenapa Sertifikasi TKBT 2 Sangat Dibutuhkan Perusahaan! August 30, 2024